blog ini merupakan sarana berbagi ilmu pendidikan

Slide 1

Dokumen 2024.

Slide 2

Foto dokumen Perpisahan 2024.

Slide 3

Dokumen perpisahan 2024.

Slide 4

Foto Dokumen Perpisahan 2024.

Pemotongan Tumpeng

Kepala Sekolah didampingi Oleh Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum dan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan memotong tumpeng sebagai tanda sukur terhadap Tuhan.

Minggu, 08 September 2024

PERJUANGAN Written by SOPI DWI HARSARI


Pada suatu hari yang cerah, terdapat seorang gadis yang berumur 14 tahun yang bernama Sopi. Sopi merupakan pinru dari regu bougainvillea yang berasal dari SMP 3.Sopi merupakan orang yang tegas dan ceria,dia sangat peduli terhadap lingkungan sekitar karena itu mencerminkan seorang anak pramuka.Sopi mempunyai postur tubuh yang tegap sehingga banyak orang yang mengira Sopi adalah orang yang sombong padahal tidak. Sopi bersama regu bougainvillea nya siap mengharumkan nama SMP 3 dengan semangat yang membara serta pertasi di kegiatan perkemahan gebyar penggalang. 

Hari yang telah di nanti pun tiba, hari kamis pagi yang sejuk dimana sopi tengah bersiap-siap untuk menuju ke sekolah dengan segala peralatan yang sudah di siapkan, banyak barang-barang yang sopi bawa bahkan Sopi membawa 2 tas, 1 tas ransel di punggung dan 1 tas jinjing besar, tak heran betapa susah nya sopi untuk membawa tas yang berat itu. 

Sopi bersiap-siap untuk berangkat dengan motor yang sudah di siapkan di depan rumah dengan memakai pakaian kebanggannya yaitu baju pramuka lengkap dengan tanda khusus pinru di bagian kantong sebelah kiri , tak lupa Sopi berpamitan kepada ibu, nenek, dan berpamitan ke makan ayahnya untuk meminta izin pergi ke perkemahan. Perkemahan tahun ini sedikit berbeda bagi Sopi karena belum lama ini ayahnya telah meninggal dunia dan tidak bisa mengantar Sopi untuk berangkat ke tempat di mana Sopi dan anggotanya akan berjuang demi mengharumkan nama sekolahnya itu. 

Setelah selesai berpamitan Sopi segera menuju ke motor dengan jiwa yang sangat senang dan bersemangat, Sopi pergi ke sekolah di antar oleh kakak nya, saat sedang di perjalanan ia sangat bahagia mengingat ini adalah perkemahan yang kedua kali ia lakukan, di perjalanan banyak sekali anak" kecil yang sedang bermain menyapanya dengan antusias betapa lucu nya mereka seolah-olah mereka senang atas apa yang akan sopi lakukan. 

Dengan cuaca pagi yang sangat cerah membuat Sopi semakin bersemangat untuk melakukan kegiatan selanjutnya, melewati jalan raya yang ramai yang menambah suasana menjadi semakin bersemangat, dan akhirnya sampailah di sekolah ternyata sudah banyak teman-teman dan adik-adik yang sudah berkumpul setelah turun dari motor nya itu ia bergabung dengan anggota nya untuk bersiap" berangkat ke tempat perkemahan.Banyak yang harus di persiapkan sebelum berangkat. 

Setelah persiapan selesai akhirnya truk yang akan kami tumpangi pun datang, truk yang berwarna kuning dan terlihat seperti truk tua. Tetapi kami sangat gembira dan bersemangat kami pun melakukan briefing terlebih dahulu dengan pembina kami,

setelah selesai kami pun mulai memasukan tas-tas dan barang" yang akan di gunakan. Saat barang-barang sudah selesai di msukan ke truk, kami pun naik secara bergantian mengambil posisi masing-masing dan tidak lupa Sopi sebagai pinru melihat terlebih dahulu apakah ada barang-barang yang yang kurang atau ada anggota yang belum ada ternyata semua sudah lengkap dan sudah siap, ketika truk mulai berjalan inilah detik-detik perjuangan kami di mulai. Di sepanjang jalan Sopi dan anggotanya sangat bahagia, kami berbicara, bernyanyi dan tertawa bersama-sama sungguh semangat kami semua tidak ada tandingannya ini sangat lah menyenangkan. 

Tiba-tiba saat di kami berada di perjalanan dengan rute jalan yang menanjak truk yang kami tumpangi tidak bisa menanjak entah karena beban yang terlalu berata atau ada penyebab lain tapi tiba-tiba ada yang berteriak " Pelan-pelan pak supirr!. " kata Tama dengan raut wajah yang panik. " Minimal mobil di servis lahhh!!!." Sambung Aidil sambil berteriak dan kesal. "Udah-udah ga boleh gitu." tegur Sopi kepada Aidil dan Tama. 

Setelah truk berhenti sebentar akhirnya truk berhasil naik dan kami melanjutkan perjalanan dengan perasaan lega, ya memang selama perjalanan tidak akan mulus ada-ada saja hal yang mengejutkan tapi kami tetap berfikir positive selama perjalanan. 

Tetapi setelah perjalanan kami sudah hampir sampai ke tempat perkemahan hal yang sama pun terjadi lagi tapi kali ini benar-benar membuat kami semua panik karena truk tiba-tiba berhenti di tengah-tengah tanjakan dan di belakang mobil truk kami ternyata juga ada mobil lainnya, kami semua sangat panik karena truk mulai berjalan mundur 

"Semuanya jangan panik tetap tenang, kita ga akan kenapa-kenapa!." ucap Sopi sembari menenangkan yang lainnya. 

" Gimana ini kak Mega takut!." sambung Mega dengan raut muka yang panik. "Yang laki-laki cepetan turun bantuin dorong takut nya truk nya makin mundurr!." ucap Sopi sambil berteriak dan perasaan yang gelisah. 

Akhirnya setelah mereka mendorong truk sekuat tenaga di bawah sinar matahari yang panas, mobil truk yang kami tumpangi pun mulai beranjak naik dan mencapai punjak jalan. Tetapi truk perlahan mulai jalan tanpa di sadari yang laki-laki belum naik lagi ke truk 

"Pak tunggu pak yang laik-laki belum naik pak jangan di tinggal pak!!." kata Sopi sambil berteriak.

setelah selesai kami pun mulai memasukan tas-tas dan barang" yang akan di gunakan. Saat barang-barang sudah selesai di msukan ke truk, kami pun naik secara bergantian mengambil posisi masing-masing dan tidak lupa Sopi sebagai pinru melihat terlebih dahulu apakah ada barang-barang yang yang kurang atau ada anggota yang belum ada ternyata semua sudah lengkap dan sudah siap, ketika truk mulai berjalan inilah detik-detik perjuangan kami di mulai. Di sepanjang jalan Sopi dan anggotanya sangat bahagia, kami berbicara, bernyanyi dan tertawa bersama-sama sungguh semangat kami semua tidak ada tandingannya ini sangat lah menyenangkan. 

Tiba-tiba saat di kami berada di perjalanan dengan rute jalan yang menanjak truk yang kami tumpangi tidak bisa menanjak entah karena beban yang terlalu berata atau ada penyebab lain tapi tiba-tiba ada yang berteriak " Pelan-pelan pak supirr!. " kata Tama dengan raut wajah yang panik. " Minimal mobil di servis lahhh!!!." Sambung Aidil sambil berteriak dan kesal. "Udah-udah ga boleh gitu." tegur Sopi kepada Aidil dan Tama. 

Setelah truk berhenti sebentar akhirnya truk berhasil naik dan kami melanjutkan perjalanan dengan perasaan lega, ya memang selama perjalanan tidak akan mulus ada-ada saja hal yang mengejutkan tapi kami tetap berfikir positive selama perjalanan. 

Tetapi setelah perjalanan kami sudah hampir sampai ke tempat perkemahan hal yang sama pun terjadi lagi tapi kali ini benar-benar membuat kami semua panik karena truk tiba-tiba berhenti di tengah-tengah tanjakan dan di belakang mobil truk kami ternyata juga ada mobil lainnya, kami semua sangat panik karena truk mulai berjalan mundur 

"Semuanya jangan panik tetap tenang, kita ga akan kenapa-kenapa!." ucap Sopi sembari menenangkan yang lainnya. 

" Gimana ini kak Mega takut!." sambung Mega dengan raut muka yang panik. "Yang laki-laki cepetan turun bantuin dorong takut nya truk nya makin mundurr!." ucap Sopi sambil berteriak dan perasaan yang gelisah. 

Akhirnya setelah mereka mendorong truk sekuat tenaga di bawah sinar matahari yang panas, mobil truk yang kami tumpangi pun mulai beranjak naik dan mencapai punjak jalan. Tetapi truk perlahan mulai jalan tanpa di sadari yang laki-laki belum naik lagi ke truk 

"Pak tunggu pak yang laik-laki belum naik pak jangan di tinggal pak!!." kata Sopi sambil berteriak.

Setelah mobil berhenti sopi langsung menyuruh mereka untuk cepat naik kembali ke truk. Sangat lah perjalanan yang penuh tantangan. Semangat mereka sangat berkobar, walaupun cuaca sedang panas itu tidak menghalangi tekat mereka untuk sampai di tempat perkemahan, sungguh itu sangat lah keren jiwa pramuka mereka tidak ada tandingannya. 

Beberapa saat kemudian sopi pun melihat jam dan ternyata udah jam 09.43. "Gimana ni udah jam 9.43 kita malah belum sampek-sampek." ucap Sopi dengan perasaan panik. 

Mereka juga merasa panik sama dengan sopi karena perlombaan yang pertama yaitu lomba tali temali,dan miniatur pionering akan di mulai pukul 10.00. "Ka gimana ni kita belum sampek-sampek padahal bentar lagi mulai kak." ucap Aca dengan perasaan gelisas dan sambil menangis. 

"Iya lo gimana ni kita belum sampek." sambung Vita. 

"Udah-udah tenang dulu, berfikir positive aja kita ga telat berfikir kalau kita di tungguin disana, latihan kita ga boleh sia-sia, usaha kita ga boleh sia-sia ayo berfikir positive, ayo Semangattt!!. " Jelas Sopi, sembari menenangkan mereka agar tidak panik dan tetap perfikir positive. 

Mereka menyemangati satu sama lain agar keadaan membaik. Walaupun mereka semua panik tapi mereka tetap optimis sampai di tempat perkemahan tepat waktu. Akhirnya setelah truk sudah berada di dekat lokasi perkemahan yang ternyata truk tidak bisa lagi menanjak. 

"Udah yang ikut lomba turun duluan aja, takut terlambat ikut, ga perlu mikirin kita kalian fokus aja semangatt kalian pastii bisaa!!." Elva berbicara memberi ide. 

Akhirnya tanpa pikir panjang Sopi, Vita, Aca, Uci, Yonanda, Yahya, Arsyad, dan Adit segera turun dari truk dan berlari masuk ke lokasi perkemahan. ami berjalan perlahan dengan perasaan tidak tenang, tanpa waktu yang lama truk kami pun masuk ke lokasi perkemahan lebih tepat nya di lapangan utama , dan untung saja lomba belum di mulai sama sekali, mobil berhenti tepat di tengah tengah lapangan utama dengan dikelilingi tenda-tenda yang berjejer rapi dan teratur sehingga menanjakan mata kami saat melihat nya. Selanjutnya kami bekerja sama menurunkan barang-barang dari dalam truk.Sopi, Vita, Aca, Uci, Yonanda, Yahya, Arsyad, dan Adit langsung mengambil peralatan untuk perlombaan masing-masing. Laki-laki membantu membawa tas-tas dan barang barang lain nya ke tenda perempuan, sungguh kerjasama yang luar biasa.

Setelah itu kami semua menuju ke tenda masing-masing. Tenda laki laki cukup dekat dengan lapangan utama, tapi tenda perempuan jauh di belakang, hal ini membuat kami kesal, kenapa harus jauh di belakang Sana, sangat-sangat melelahkan. 

Setelah sampai di tenda perempuan , Sopi, Vita, Aca, dan Uci langsung bergegas menyiapkan peralatan untuk lomba, Sopi dan Vita menyiapkan peralatan untuk lomba tali temali, Aca dan Uci menyiapkan peralatan lomba miniatur pionering.Sopi dan Vita berlatih Terlebih dahulu di tenda tiba-tiba terdengar panggilan dari panitia untuk lomba miniatur pionering agar berkumpul di tenda utama. 

"Aca sama Uci buruan ke tenda utama udah di panggil itu." kata Sopi sambil sedikit berteriak. 

"Okee siappp kaaa." jawab mereka dengan perasaan gugupp. "Semangat,jangan lupa berdoa, insya Allah pastiii menanggg." ucap Sopi sambil menyemangati mereka ber dua. 

Setelah mereka ber dua pergi menuju tenda utama Yonanda dan Yahya datang ke tenda perempuan.Sopi dan Vita pun sadar kalau Yonanda dan Yahya berada di tenda perempuan 

"Kenapa yokk?." Tanya Vita kepada Yonanda. 

"Kapan kita lomba ni haa."jawab Yonanda sedikit kesal. " Sabar lo yokk sabarr ga boleh marahh-marah."sambung Sopi sedikit tertawa. 

Tiba-tiba mereka berempat melihat peserta dari tenda yang lain banyak yang berjalan ke arah kebun sawit sambil membawa tongkat, tali, dan peralatan untuk lomba miniatur pionering. 

"Weh itu ngapain pada kesana?. " tanya Vita dengan penasaran. "Lah iya ngapain coba pada kesana."tanya Yonanda juga. Karena Sopi penasaran apa yang terjadi, Sopi dengan rasa penasaran pun berlari ke tenda utama untuk bertanya kepada kakak panitia kegiatan. 

" Assalamualaikum kak, permisii kak maaf ganggu waktu nya sebentarr." ucap Sopi menghampiri kakak panitia tersebut. 

"Waalakumsalam iya dek kenapa ya?." Jawab kakak nya.

"Maaf kak Sopi mau bertanya kira-kira lomba tali temali nya kapan ya kak dan dimana?." tanya Sopi lagi. 

"Oh iya dek sekarang peserta lomba tali temali udah pada kumpul dek di kebun sawit di belakang Sana." jawab kakak nya dengan penjelasan. 

"Begitu ya kak terimakasih ya kak atas info nyaa maaf mengganggu waktu kak." sambung Sopi. 

"Iya dek sama-sama." jawab kakak panitia. 

Dengan perasaan panik Sopi pun langsung berlari menuju ke tenda perempuan untuk memberi tau info itu, mungkin karena terlalu teruburu-buru sopi pun tidak melihat jalan dan hampir terjatuh karena tersandung sisa-sisa kayu yang di potong, untung saja sopi tidak jatuh jika sopi jatuh itu benar-benar memalukan. 

Setelah sampai di tenda perempuan sopi langsung memberi tau kepada Vita, Yahya, dan Yonanda bahwa lomba tali temali nya di lakukan di kebun sawit, kami pun langsung menuju ke tempat perlombaan dengan melewati lapak dagangan yang bermacam-macam dagangan nya dan ternyata lomba miniatur pionering juga di kebun sawit dekat dengan lokasi perlombaan tali temali. Memang semua tidak ada yang berjalan mulus ada saja kendalanya. Saat kami sudah berada di lokasi kami masih menunggu kapan lomba akan di mulai, dan ternyata tongkat yang kami bawa terlalu banyak karena melihat tongkat dari peserta lain yang tidak sebanyak yang kami bawa. 

"Ternyata tongkat kita kebanyakan ni terus gimana sisanya nantii." ucap Sopi dengan perasaan bingung. 

"Tunggu-tunggu kita berfikir dulu." sambung Yahya. 

kami pun bingung harus bagaimana, akhirnya kami menghubungi teman-teman yang lain bahwa kami butuh bantuan.Ternyata Selbi, Ira, dan Jeny yang datang, kami pun meminta tolong untuk membawa tongkat yang sisa ke tenda perempuan. Tapi bukan itu saja panitia menyuruh untuk peserta lomba membawa buku dan pena yang ga tau fungsinya untuk apa akhirnya kami pun menghubungi mereka lagi. Selbi dan Ira kembali lagi dengan membawa buku dan pena, melihat mereka rasanya kasihan sekali bolak-balik mencari kami. 

Tidak hanya itu kami telah menunggu lama tapi ternyata giliran kami masih lama. Semakin lama kami pun merasa haus sangking lama nya menunggu kami pun meminta bantuan mereka lagi untuk membawa kan minum ternyata yang membawa kan minum Ira dan Jeny, Kami pun yakin bahwa mereka sangat-sangat lelah karena berlari bolak-balik menghampiri kami.

Setelah sekian lama giliran kami pun tiba tidak lupa kami berdoa Terlebih dahulu agar di mudahkan dalam perlombaan dan menenangkan perlombaan. 

Kami duduk sesuai ketentuan panitia, dan kami melaksanakan perintah yang di berikan oleh panitia, kami berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang terbaik. Tetapi gak tau kenapa juri menganggap apa yang kami lakukan tidak benar kami pun bingung. Setelah babak penyisihan selesai kemudian di umumkan siapa yang masuk ke babak final dan ternyata kami tidak masuk ke babak final ini membuat kami merasa sangat sedih dan kecewa, kami menyemangati satu sama lain untuk tidak menyerah hanya karna kekalahan di lomba pertama ini. Kami pun kembali ke tenda dengan rasa kecewa dan sedih, setelah sampai di tenda kami pun merapikan tongkat dan tali di dekat pagar tenda. 

"Gimana lomba nya menangg gaa?. " tanya Elva dengan antusias. "Nt ell, baru di awal udah gagal." Lanjut Vita dan Sopi dengan muka yang sedih. 

"Hahhh!!." Ucap yang lain dengan ekspreesi kagett. 

"Iyaa gak masuk finall." ucap Sopi dengan lesu. 

"Juri nya ni ga bener, padahal lo simpul kita bener dang malah di bilang salah." sambung Yonanda dengan kesall. 

"Iya ga tau tu juri nya gajelas." ujar Yahya ikut kesal. 

"Kita lo ga di perhatiin, yang di perhatiin lo sekolah lainn." sambung Vita dengan sedikit emosi. 

"Udah-udah juri nya emng salah kayanya, sekarang kita fokus untuk lomba selanjutnyaa." ucap sopi menenangkan keadaan. Karena sebagai pinru sopi harus membuat kondisi di tenda tetap aman dan tenang.Yonanda dan Yahya pun kembali ke tenda laki-laki begitu pun sopi dan Vita langsung masuk ke tenda perempuan untuk beristirahat. 

Sambil menunggu Uci dan Aca kembali ke tenda kami pun bekerja sama membersihkan tenda menyapu tenda bagian dalam dan luar tiba-tiba Mecca masuk dan membuat kotor lagi 

"Kotor lagi lo ca klo masuk di bersih in dlu biar gak bawa sampah." ujar Sopi sedikit kesal. 

"Yaudah si iya nanti juga bisa di bersih in lagi." jawab Mecca dengan sinis.

Akhirnya kami pun membersihkan nya setelah itu kami membuat tempat untuk menjemur baju menggunakan tongkat dan melihat apakah air yang ada di dalam galon masih ada atau tidak. Tak lama kemudian Aca dan Uci pun kembali ke tenda 

" Gimana lomba nya bisa gak?, aman gakk?." Tanya kami semua dengan kompak dan penasaran. 

" Ya gitu lah kak." jawab Aca sambil tersenyum. 

Beberapa saat kemudian terdengar suara azan zuhur kami pun bersiap-siap untuk sholat mengambil air wudhu secara bergantian dan sholat di dalam tenda juga bergantian. Setelah semua nya sudah sholat kami pun memutuskan untuk makan siang kami makan di atas nampan besar, satu nampan besar kira kira untuk empat sampai lima orang makan. Kami membagi nya sama rata lalu sopi berkata 

"Uci ayo makan bareng-bareng enak klo makan nya bareng-bareng." ujar Sopi mengajak Uci. 

"Engga deh kak Uci makan roti aja." jawab Uci sambil geleng-geleng kepala. Ya begitulah Uci anak yang ga mau makan nasi entah karena alergi atau apa tapi sopi tetap harus memastikan semua anggotanya makan begitu juga Uci.Setelah selesai makan kami bercerita satu sama lain membahas truk tadi, membahas lomba, dan sebagai nya. Jika kalian bertanya kenapa gak jajan ya pasti jawaban dari kami ga boleh dong soalnya uang jajan di kumpulin terus di simpan.Tapi seperti biasa anak laki-laki tetap saja ada yang jajan memang mereka benar-benar nekat. 

Beberapa saat kemudian ada panggilan untuk lomba pionering tiang bendera kami tidak ikut karena itu lomba tingkat SD/MI lomba di laksanakan di lapangan utama. Saat lomba sudah selesai kami memutuskan untuk melihat ke lapangan utama bagaimana kondisi di Sana. Banyak sekali tiang bendera yang berdiri dengan kokoh di tambah dengan bendera pramuka di ujungnya. Kami pun memutuskan untuk kembali ke tenda karena kami tidak tau lagi mau melakukan apalagi di lapangan utama. 

Tak lama kemudian ada panggilan dari tenda utama yang memanggil pinru untuk segera menuju ke tenda utama, tapi dari tenda kami tidak terdengar jelas akhirnya Sopi memutuskan tidak menuju ke tenda utama dan mengondisikan di tenda terlebih dahulu. Setelah beberapa menit terdengar lagi panggilan untuk semua gudep agar segera menuju ke lapangan utama. Sopi pun langsung mengajak anggotanya untuk segera menuju ke lapangan utama. 

"Ayo udah dulu nanti lanjut lagi, kita upacara pembukaan dulu" ucap Sopi mengajak anggotanya.

Tetapi tidak semua yang pergi, karena mecca belum ganti baju akhirnya mecca tidak ikut upacara pembukaan. Kami pun berjalan bersama melewati tenda-tenda yang berjejer rapi. Saat kami sampai di lapangan utama ternyata sudah banyak yang baris, kami mencari bagian yang kosong untuk baris setelah mendapatkannya kami langsung berbaris dengan rapi dan tegap. 

" Ternyata masih nyanyi-nyanyi dulu belum mulai upacara pembukaannya." ujar Dina sedikit murung. 

"Udah gapapa bentar lagi juga mulai, kita nyanyi-nyanyi dulu aja sambil senang-senang." sambung Sopi sambil tersenyum. 

Ini lah yang di nanti-nanti nyanyian anak-anak pramuka, sambil tertawa bahagia, tanpa ada beban sama sekali, bernyanyi bersama-sama dengan ekspreesi yang sangat gembira. Ini yang ke dua kali nya untuk Sopi, Sopi pun sangat-sangat bahagia karena Sopi berdiri di sini bersama anggotanya yang sangat hebat dan gembira itu suatu kebanggaan bagi Sopi sebagai pinru. 

Saat upacara pembukaan kami mengikuti Jalan nya upacara pembukaan dengan baik dan tidak berbicara satu sama lain. Akhirnya upacara pun selesai tetapi barisan belum di bubarkan kami pun bingung tiba-tiba ada penampilan semaphore dari tuan rumah yaitu SMP N 18, kami semua bersorak melihat penampilan semaphore tersebut, penampilan yang sangat keren dengan kombinasi gerakan kekinian, benar-benar sangat baguss dengan ending penampilan formasi yang tidak biasa itu sangat lah keren. 

Setelah penampilan semaphore selesai kami semua kembali ke tenda saat kami kembali terlihat di tenda Mecca sedang memasang tiang untuk bendera. 

"Sini Sopi pegangin kayu nya." ucap Sopi sambil memegang tiang bendera nya. 

"Tunggu ku iket dulu" respon Mecca sambil menali karet di tiang. Anggota yang lain pun masuk ke tenda melihat kondisi tenda apakah kotor atau bersih karena kondisi udah sore dan siap-siap untuk istirahat.Saat anggota yang lain melihat keadaan di tenda ternyata kondisi nya masih aman dan masih bersih. 

"Udah belum ca?. " tanya Sopi sambil berteriak. 

"Udah tunggu." jawab Mecca sambil berteriak juga.

Ketika matahari sudah mulai tenggelam dan mendekati waktu Maghrib kami pun bergegas masuk ke dalam tenda karena sudah saat nya ganti baju dan sebagai nya, Bunda Onty selaku pembina kami menjaga di luar tenda memastikan kondisi aman, Bunda Onty mendirikan tenda kecil untuk tempat bunda tidurr dan beristirahat karena memang di dalam tenda kami sudah tidak muat lagi. 

"Ayo ganti bajuu keburu Maghrib nii." ucap Sopi mengajak anggotanya. "Siapp." jawab mereka dengan kompak. 

Setelah semuanya masuk kami langsung ganti baju kecuali Mega dan Keyla karena mereka akan mengikuti lomba selanjutnya. Setelah selesai ganti baju kami langsung menjemur nya di tempat lenjemuran yang kami buat, pas banget ternyata udah azan Maghrib kami siap-siap untuk sholat saat memeriksa galon tempat air kami pun kaget karena air nya udah pada habiss. 

"Loh Sop air nya lo habis." ucap Elva kaget. 

"Lah iya, yaudah pake dulu air yang ada masih cukup nanti habis sholat kita ambil air." ujar Sopi kepada Elva dan yang lain nya. 

Kami pun wudhu secara bergantian dan memanfaatkan air yang sedikit itu, setelah itu kami masuk ke dalam tenda dan melaksanakan sholat Maghrib secara bergantian. Setelah wudhu kami memutuskan untuk mengambil air di wc yang ada di buper. 

"Bunda kami izin ambil air dulu ya bunda ke wc." ucap Sopi kepada bunda Onty. "Iya kak hati-hati Yaa." jawab bunda dengan lembut. 

Tidak semua yang ikut beberapa ada yang tinggal di tenda. Kami berjalan melewati tenda-tenda sekolah lain melihat ramainya orang-orang sedang mengobrol menyanyi dan ber senang-senang. Setelah sampai di wc umum terlihat banyak sekali orang yang mengantri di luar. Kami memutuskan untuk menunggu saja karena kasihan yang sudah ngantri dari tadi. 

"Rame banget gilaaa!!. "ujar Selbi dengan kaget. 

"Engga sel reme ini." sambung Vita sambil bercanda kepada Selbi. Setelah kondisi sudah sepi kami pun masuk untuk mengambil air, bergantian mengisi galon air sampai penuh supaya cukup sampai besok. Selesai mengisi galon kami berjalan lagi menuju tenda sambil berbaris tapi, tanpa di safari tiba-tiba "Weh, aduhh." ucap Jeni tersandung sisa potongan kayu. 

"Jen Jen ngantuk tahh." ujar bselbi sedikit tertawa. 

"Ko ni knp Jen" sambung Sopi heran dengan Jeny.

Sedikit memalukan apalagi kondisi buper yang ramai dan banyak orang lalu lalang. Sampai di tenda kami langsung menata rapi galon di belakang tenda. Saat kami masuk ke tenda ternyata keyla sudah memakai baju untuk lomba fashion show dan mega sedang bersiap-siap dengan puisinya. 

" cantik bngt keyy." ucap Sopi sambil tersenyum. 

"Kak jangan gtu lah malu lo." jawab Keyla dengan wajah memerah. "Gimana mei aman gaa??. " tanya Sopi memastikan keadaan Mega aman atau tidak. 

"Insya Allah aman kakk hihii." jawab Mega dengan senyuman manisnya. Beberapa saat kemudian terdengar panggilan dari tenda utama bahwasannya lomba fashion show Akan segera di mulai. 

"Keyla peserta udah di panggil tuh cepetan gih kesana." ucap Sopi kepada Keyla. 

" iya kak optimis menang ya."sambung Bunda Onty menyemangati Keyla. "Harus ada yang dampingi beberapa orang nii." ujar Sopi kepada anggotanya. 

"Ira dampingi Keyla sekaligus dokumentasi ya." Sopi berkata kepada Ira. "Iya kak Ira dampingi Keyla, sama Aca sama marah juga ya kak." jawab Ira. 

"Iya-iya gapapa udah buruan Sana, semangat berdoa kita menang." ucap Sopi memberi semangat kepada Keyla. 

Mereka pun pergi menuju ke tenda utama. kami pun mulai bingung kapan lomba puisi, pidato, dan adzan di mulai. 

"Kak ini lomba puisinya kapann" tanya Mega. 

"Nah makanya itu kak juga bingung, gimana ke tenda cowok aja." jawab Sopi cepat. 

"Boleh kak." tutur Mega. 

Akhirnya Sopi dan mmMega memutuskan untuk pergi ke tenda laki-laki karena lebih dekat dengan tenda utama jadi kita tahu informasi-informasi selanjutnya. Sopi dan Mega izin terlebih dahulu kepada bunda "Bunda Sopi sama mega mau ke tenda yang cowok dulu bunda biar tau klo ada informasi." ucap Sopi meminta izin ke Bunda Onty. 

"Iya kak kalok ada apa-apa kabar in Yaa." jawab bunda dengan tutur kata yang lembut.

Akhirnya Sopi dan Mega menuju ke tenda laki-laki tapi sebelum mereka mulai berjalan ternyata Jeny, Selbi, Uci, dan Bita ingin ikut menemani Sopi dan Mega. Akhirnya kami pun berjalan ber sama-sama menuju ke tenda laki-laki. Saat kami sampai di Sana ternyata cuman ada Yonanda, Yahya, dan Rafael. Kami bingung kenapa yang lain gak ada. Akhirnya kami memutuskan untuk menunggu lomba puisi di tenda laki-laki. Sambil bercerita, tertawa, bercanda ber sama-sama mewarnai malam yang indah dan cerah ini melihat orang lalu lalang dengan bahagia, malam yang sangat indah dengan bulan yang bulat dan bersinar terang.Tidak lama kemudian 

"Kak kok dari tadi belum mulai ya terus kapan mulai ya lomba pidato juga kapan??."tanya Mega dengan perasaan khawatir. 

"Makanya itu kok belum mulai, masal nunggu lomba fashion show selesai apa ga lama." jawab Sopi yang juga ikut khawatir. 

"Lomba nya harus nya bareng biar ga kemaleman." sambung Vita sedikit kesal. 

Kami memutuskan untuk menunggu beberapa saat lagi untuk melihat kelanjutan nya. Tapi setelah sekitar 15 menit kami menunggu tidak ada informasi apapun.Akhirnya Sopi dan Mega memutuskan untuk melihat ke tenda utama mana tau ada informasi disana. 

"Mega ayo kita tengok dulu ke tenda utama mana tau ada info." tutur Sopi mengajak Mega. 

"Iya kak ayo." jawab Mega mendekati Sopi. 

Sopi dan Mega pun menuju ke tenda utama berjalan bersebelahan sambil bergandengan tangan, berjalan melewati lapangan utama dengan penuh hati-hati karena banyak nya orang yang lalu lalang. Setelah sampai di tenda utama di mana tenda di kerumuni orang banyak yang sedang melihat lomba fashion show, kami melihat kondisi sekitar dan belum ada tanda-tanda tentang berjalan nya lomba puisi pidato dan adzan. Kami memutuskan untuk kembali ke tenda laki-laki. 

"Gimana udah mulai kah??. " tanya Selbi penasaran. 

"Belum, masih lomba fashion show." jawab Sopi sedikit murung. "Lama kali dang udah malem juga." sambung Jeny kesal.

Di dalam tenda ada Yonanda, Rafael, Yahya yang sedang duduk bersama sambil bercerita entah apa yang mereka ceritakan kami gak faham pembahasan mereka. 

"Yon lomba adzan di mana to??. " tanya Sopi penasaran. 

"Di mushola Sana lo yang deket dari buper." jawab Yonanda sambil menunjuk arah mushola. 

"Lah terus pidato sama puisi di mana coba?." tanya Sopi memastikan. "Kata Jati lomba pidato sama puisi di undur." jawab Yonanda. "Lah di undur kapan lagi dang." sambung Jeny kesal. 

"Ga tau besok mungkin." kata Yonanda sambil menaikan bahu. Tanpa pikir panjang Sopi mengajak yang lain nya menuju ke tenda utama untuk menanyakan akan informasi tentang lomba puisi dan pidato. "Ayo ke tenda utama aja cari info." ajak Sopi kepada yang lain nya. "Ayok lah." jawab Selbi sambil berjalan. 

Setelah sampai di tenda utama, kami mencari keberadaan kakak panitia untuk menanyakan informasi tentang lomba puisi dan pidato. Tanpa di sangka kami bertemu dengan Keyla, Ira, dan Laras yang sedang menunggu urutan tampil lomba fashion show. 

"Kalian tau gak lomba puisi sama pidato diaman?." tanya Sopi penasaran. "Ga tau ni dari tadi kita di sini gada apa-apa." jawab Ira bingung. "Kak mending tanya panitia aja deh kak udah malem soalnya." ujar mega dengan raut wajah sangat khawatir. 

"Iya tunggu cari dulu." jawab Sopi panik. 

Sopi dan Mega pun mencari kakak panitia untuk menanyakan lomba puisi dan pidato. Tak lama kemudian Sopi dan Mega melihat kakak yang memakai ID card dan mereka ber dua pun menghampiri nya. 

"Permisii kak maaf sopi ingin bertanya untuk lomba pidato sama puisi diamana ya kak?. " tanya Sopi dengan sopan. 

"Lomba pidato sama puisi di sd di simpang itu dek depan masjid, udah mulai dari tadi malahan." jawab kakak dengan cepat. 

"Hahhh!!." ucap kami ber dua dengan muka sangat kaget. 

"Ya sudah kak terimakasih ya kak." kata Sopi dengan sopan. "Iya dek sama-sama." jawab kakak panitia.

"Mega ayo cepet mei." kata Sopi sambil mengajak Mega menemui yang lain. 

"Kakkk." ucap Mega panik. 

"Weh lomba nya lo di sd." sambung Sopi yang juga panik. "Sd mana lagi" kata Selbi dengan cepat. 

"Sd simpang Sana itu lo depan masjid, udah mulai dari tadi weh lomba nya." tutur Sopi sangat panik. 

Saat mereka ber empat tau kalau lomba di laksanakan udah dari tadi mereka ikut panik dan bingung harus ber buat apa tanpa pikir panjang kami langsung mencari tumpangan untuk menuju ke tempat perlombaan. 

"Mega jangan panik bakal aman kok." ucap Sopi menenangkan Mega. "Mega takut ketinggalan kak." ucap Mega hampir menangis. "Udah-udah tetap tenang." ucap Sopi kepada Mega. 

Tak lama kemudian terlihat Jeny dan sedang berbicara dengan laki-laki dan ternyata laki-laki tersebut pergi dan melewati tempat lomba puisi dan pidato akhirnya kami meminta bantuan kepada laki laki tersebut untuk mengantarkan mega ke tempat perlombaan. 

"Mega ikut bapak ini ya." ucap Sopi yang merasa takut. "Iya kak mega berangkat." Jawab Mega. 

"Makasih ya pak atas bantuan nya makasih banget maaf ngerepotin pak." tutur kami ber 5 dengan kompak. 

"Iya dek sama-sama." ucap bapak. 

Akhirnya Mega pergi menuju tempat perlombaan. Tanpa pikir panjang Vita dan Selbi lagi ke tenda perempuan untuk memberi informasi ke Bunda Onty. Sopi juga ikut berlari agar tidak lama Sopi menunggu di tenda utama. Tersisa Jeny dan Uci di tenda utama dan ikut menemani Keyla. Di tengah perjalanan Sopi pas sekali dia berpapasan dengan Bunda Onty akhirnya Sopi bersama bunda Onty mengendarai motor menuju sd tempat lomba pidato dan puisi di mulai. Padahal waktu sudah menunjukan pukul 22.36 WIB.

Tak lama kemudian Sopi dan bunda Onty sampai di sd tersebut. Langsung mencari keberadaan mega dan memastikan apa kah dia aman atau tidak, dan tidak lupa Sopi membawa minum untuk Mega agar keadaan mega tetap aman. Setelah Sopi menemukan Mega dan Mega sadar atas keberadaan Sopi, Sopi pun merasa tenang akan hal itu karena mega tidak takut lagi karna sendirian. Sopi juga melihat kondisi di ruangan lomba pidato berapa kaget nya Sopi saat melihat ada Jati di ruangan tersebut. Jati yang sadar akan hal itu pun menuju ke luar ruangan. 

"Jat sekali kapan di sini??. " tanya Sopi penasaran. 

"Aku lo dari tadi lari-lari Sana Ridho dari buper ke sini gelap-gelap." ucap Jati kesal. 

"Gapapa itu bang bagus malah." ucap bunda mengeledek Jati. Kami pun mengobrol sambil menunggu giliran Jati untuk tampil. Sopi kembali melihat keadaan Mega apa kah aman atau tidak sopi setia mendampingi Mega. Ternyata Mega butuh minum akhirnya Sopi masuk dan memberi kan minum ke Mega lalu Sopi keluar lagi. Saat melihat keluar Jati ternyata sudah masuk lagi ke dalam ruangan. Peserta yang tampil semuanya keren, banyak peserta yang berbakat dalam ber puisi maupun ber pidato itu membuat Sopi khawatir Terutama Mega dan Jati tapi itu tidak membuat semangat mereka ber2 luntur tetapi itu harus sebagai acuan mereka untuk lebih baik lagi. Tanpa kami sadari waktu sudah menunjukan pukul 23.20 dan giliran kami belum juga tampil dan ternyata lomba pidato di undur besok pagi karna kondisi sudah malam. Bahkan anak-anak sd mengeluh karena sudah me ngantuk menunngu lomba. 

Tidak dengan lomba puisi yang masih ber lanjut karena peserta juga tinggal sedikit. Tak lama kemudian giliran mega tampil walau dengan keadaan yang sudah mulai sepi tapi sangat Mega tidak surut.Mega tampil dengan bangganya, Mega tampil dengan semangat nya dan itu sangatlah keren. Semua juri tertuju pada nya, semua penonton yang tersisa tertuju pada nya, di ujung penampilan nya di ramai kan dengan tepuk tangan yang sangat meriah yang membuat sopi dan bunda Onty bangga padanya. Walaupun kondisi sudah sepi tapi gapapa itu keren. 

Kami memutuskan menunggu terlebih dahulu peserta yang belum tampil padahal waktu sudah menunjukan pukul 23.48 ya hampir tengah malam. Setelah semuanya selesai kami kembali ke buper dengan mengendarai motor bunda Onty. Ternyata Jati dan Ridho sudah kembali ke buper dengan berjalan kaki.

Setelah sampai di buper pada pukul sekitan jam 12 malam terlihat beberapa anggota Sopi yang sudah tidur di luar, kasihan mereka menunggu nya sampai Tertidur, dan ya mereka belum makan karna menunggu kami. Setelah masuk ke tenda Sopi dan Mega bersih-bersih terlebih dahulu. Karena banyak yang belum makan akhirnya mereka di per boleh kan makan 2 bungkus nasi saja untuk 8 orang karena kondisi sudah malam. Setelah selesai makan kami sia-sia untuk tidur Sopi memastikan keadaan tenda dan anggotanya aman. Sopi mengatur tidur anggotanya agar nyaman saat tidur. 

Saat beberapa dari anggotanya tidur ternyata Mega, Aca dan Uci belum juga tidur dan masih mengobrol. 

"Tidur heh malah ngomong-ngomong." tegur Sopi. 

"Iya iya kak ini tidur." jawab Mega dengan suara pelan. 

Sopi memastikan anggotanya tidur terlebih dahulu sebelum semua anggotanya tidur maka Sopi tidak akan tidur. Setelah keadaan mulai sunyi akhirnya Sopi memutuskan untuk tidur yang mana sudah pukul 1 malam. 

Keesokan harinya Sopi terbangun sekitar pukul 4 pagi karena mendengar alarm hp nya. Bunda pun melihat dari jendela tenda 

"Ayo kak bangun kak, Sopi bangun in temen-temenya." ucap bunda ke sopi. "Yok bangun udah pagi cepat." tutur Sopi membangunkan anggotanya. Perlu waktu yang lama untuk membuat anggotanya bangun tapi setelah semuanya bangun kami bersiap-siap ke kamar mandi umum untuk mengambil air, kali ini kami berangkat semua untuk mengambil air. Ternyata air tidak keluar sama sekali kami pun bingung harus apa sedang kan air di tenda utama juga tidak ada. Kami menunggu dengan lama nya mengantri dengan peserta yang lain. Ternyata ada aliran air kecil di tower kami mengambil nya dari situ dan juga wudhu bergantian. Sopi, Jeny, Keyla, Gazel dan Laras tinggal di kamar mandi untuk mengambil air dan bergantian dengan yang lain setelah mereka sholat nanti. 

Akhirnya mereka kembali Sopi, Jeny, keyla, Gazel dan Laras kembali ke tenda dengan membawa galon berisi air. Setelah sampai di tenda mereka melaksanakan sholat subuh terlebih dahulu. Setelah keadaan di tenda kondusif mereka juga kembali dengan membawa galon berisi air. Kegiatan pagi ini yaitu senam pagi tapi kami tidak ikut karena kami membersihkan tenda dan sekitar nya agar nyaman saat beristirahat nanti. Setelah terlihat senam pagi selesai kami ganti baju pramuka dan siap untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

Setelah ganti baju yang penuh drama akhirnya kami sarapan bersama seperti biasa dengan nampan. Setelah selesai ternyata Yonanda dan Rafael datang ke tenda untuk meminta minum dan mereka memberi tahu kalau lomba pidato sedang di laksanakan pagi ini. 

Setelah bersih-bersih dan sebagai nya kami duduk di luar tenda di atas karpet dan menikmati cuaca yang sangat sejuk walaupun sedikit berawan tapi cuaca pagi ini lah yang membuat kami tenang. Kegiatan selanjutnya yaitu lomba pionering menara pandang mereka pun bersiap-siap dengan tongkat dan tali dan siap berjuang menenangkan perlombaan.tak lupa kami pun menyemangati mereka. 

"Semangatttt bismillah menangggggg!!!!!." ucap kami semua sambil berteriak. Kami yakin dengan tekad dan usaha yang sangat keras mereka bisa membawa suatu kebanggaan yaitu kemenangan.1 jam sudah berlalu tapi entah kenapa mereka belum kembali akhirnya Sopi dan Jeny memutuskan untuk naik ke lapangan utama melihat apakah sudah selesai atau belum lomba nya. "Ayok Jen naik, nengok yang lomba udah apa belum." ucap Sopi sambil mengajak Jeny. 

"Yok." jawab Jeny. 

Akhirnya kami ber2 pun naik melewati jalan menanjak yang menguras tenaga, berpapasan dengan banyak nya orang yang datang. Setelah sampai di lapangan utama kami langsung mencari pionering regu kami. Tiba-tiba Elva menghampiri kami. 

"Gimana el aman??. " tanya Sopi melihat Elva cemas. 

"Ga sop pionering nya ga kokoh, ga simetris kalah lah ini kalah." ucap Elva dengan perasaan kecewa. 

"Udah gapapa baguss kokk, berdoa aja menang, gapapa-gapapa." tutur Sopi memberi semangat. 

Selanjutnya sesi penilaian. Penilaian di lakukan secara bergantian. Sambil menunggu di mulai Sopi dan Jeny memutuskan untuk menunggu di tenda laki laki. Saat sampai disana Sopi dan Jeny melihat anak laki-laki sedang beristirahat di dalam tenda kami ber2 pun hanya duduk di luar karna memang tidak boleh untuk masuk di dalam tenda laki-laki.

Beberapa saat kemudian Yonanda dan teman-teman nya membawa pionering menara pandang nya ke tenda dan di letakkan di depan tenda. "Tadi lo di tanyain kenapa kok yang sebelah sini panjang." ucap Yonanda menunjuk bagian bawah pionering. 

"Terus di jawab apa??. " tanya sopi penasaran. 

"Ku jawab biar bisa buat Jemur baju kak." jawab Adit yang mana dia yang ditanyai di Sana. 

Kami pun tertawa bersama karena bisa-bisa nya Adit menjawab seperti itu. "Udah Bantu in yang cewe ngankat ke tenda kasian." tutur sopi minta tolong kepada anak laki-laki. 

Sopi dan Jeny ikut kembali ke tenda perempuan bersama mereka dengan membawa pionering menara pandang buatan regu mereka.Pionering di letakkan di depan tenda walau pun banyak koreksi dari bunda yang membuat anggota sopi sedikit bersedih dan kecewa tapi Sopi berusaha menguatkan mereka agar tetap semangat dan jangan menyerah. 

Tak lama kemudian ada panggilan dari tenda utama untuk lomba LKBB. Ya hari ini lomba LKBB di laksanakan. Kami persiapan terlebih dahulu kira-kira gerakan apa yang kurang atau belum pas. Sebelum itu pendamping di kumpul kan terlebih dahulu Sopi pun berlari menuju tenda utama untuk mendengarkan informasi nya. Ternyata lomba LKBB putra di laksanakan di masjid simpang depan sd tempat lomba puisi dan pidato di laksanakan, panitia memanfaatka halaman masjid, sedang kan lomba LKBB putri di laksanakan di lapangan utama. 

Setelah pertemuan di bubarkan Sopi langsung menuju ke tenda laki-laki dan memberi informasi bahwasannya lomba LKBB putra di masjid simpang. Setelah itu Sopi kembali ke tenda perempuan untuk bersiap-siap. Kami langsung menuju ke lapangan utama dan melihat lomba LKBB putri sudah di mulai. Di mulai dari tapak tenda no 1 dan seterusnya. Karna menunggu terlalu lama akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke tenda. 

Kami baru ingat kalau kami membawa buah pir dan mangga. Akhirnya bunda memutuskan untuk membuat jus mangga di rumah lalu di bawa ke tenda. Sebenarnya Sopi dan Selbi yang akan pergi membantu bunda tetapi lagi-lagi Sopi berlari kembali ke tenda utama untuk sebuah informasi.Terpaksa Sopi meninggalkan hal yang sedang terjadi di tenda. Saat Sopi sampai di tenda utama ternyata ada informasi tentang lomba LKBB.

Sebelum informasi di berikan ternyata masih menunggu pendamping dari gudep yang lain nya. Sambil menunggu Sopi melihat-lihat kondisi sekitar buper. Sopi tertuju pada bunda yang keluar buper menggunakan sepeda motor nya lalu disusul dengan Selbi dan Vita di situ pun Sopi sudah faham kalau misialnya mereka ber2 akan ke rumah bunda untuk membuat jus mangga. 

Akhirnya informasi di berikan yaitu tentang Lomba LKBB putri yang akan di laksanakan setelah sholat jum'at dan LKBB putri akan di lanjut kan juga setelah sholat jum'at dan untuk peserta lomba yang putra di harapkan sudah berada di masjid untuk melaksanakan sholat jum'at. 

Sopi ingin kembali ke tenda perempuan tetapi sebelum itu Sopi menuju ke tenda laki-laki untuk memberi informasi tersebut. Setelah itu Sopi kembali ke tenda perempuan dan ya hal yang sama pun terjadi Sopi tersandung sisa potongan kayu hampir saja Sopi terjatuh tapi untung nya Sopi masih mengondisikan badannya agar tidak terjatuh. 

Setelah Sopi sampai di tenda 

"Lomba LKBB di lanjutin habis sholat jum'at jadi kita bisa istirahat dulu." ucap Sopi memberi kan informasi kepada anggotanya. 

"Buba boleh ga sih pir nya di kupas." tanya Dina kepada Sopi sambil memegang pir. 

"Iya kak pengen lo." sambung Ira. 

"Iya bunda pengen loo." ucap Mecca kepada Sopi. 

"Ni orang pada kenapa si aku masih muda ya mana udah di panggil bunda, Bubba, kenapa ga sekalian babu aja." ucap Sopi sambil tertawa. "Oh yaudah babu." ucap Dina mengejek. 

"Ya ga gtu juga." ucap Sopi. 

"Yaudah kupas lah nanti di bagi-bagi biar rata ya." jawab Sopi dengan lembut. "Sini kak biar ku kupas." ucap Keyla. 

Sambil beristirahat di tenda mereka bercerita, dan tertawa bersama sambil menikmati buah pir di dalam tenda pas sekali dengan cuaca yang sangat panas. Hari ke2, kami belum di boleh kan jajan ya akhirnya kami hanya melihat orang lalu lalang dengan membawa jajan an dan es yang sangat menggiurkan.Tak lama kemudian terdengar suara adzan dan akhirnya kami yang beragama Islam langsung bersiap-siap untuk melaksanakan sholat dzuhur secara bergantian. Dina dan Cindy menunggu di luar karena dia menghormati kami yang akan melaksanakan sholat.

Saat semuanya sudah melaksanakan sholat dzuhur Dina dan Cindy masuk kembali tiba-tiba selbi dan vita datang ke tenda dengan membawa tempat minum yang berisi kopi dan teh, kami pun membantu memindahkannya ke dalam tenda. 

"Itu teh sama kopinya jus nya belum." ucap Selbi kepada kami. "Pasti cape ya sel." ucap Dina sambil tersenyum. 

"Pake nanya." jawab Selbi dan Vita sedikit kesal. 

Kami pun tertawa di dalam tenda. 

"Tengok ni kena kopi mana panas lagi." ucap Vita memegang tangan nya. 

"Lagian suruh siapa air kopi di tumpahin." ucap Sopi. 

"Ya ga gtu juga weh." sambung Vita. 

"Udah ah kita mau balik lagi dah." ucap Selbi dan Vita beranjak pergi. Ada-ada saja pertanyaan yang aneh dari kami. Tapi ini lah yang akan menjadi kisah kita nanti nya setelah kemah selesai. Karena kami bingung mau ngapain akhirnya kami memutuskan mengambil air di kamar mandi umum. Sopi, Dina, Elva, dan Mecca yang pergi mengambil air sisanya menunggu di tenda. Tiba-tiba Mecca mengajak mengambil air di tenda utama. 

"Ngapain ca kesana kejauhan mending di kamar mandi umum aja." ucap Sopi sedikit kesal. 

"Iya lo." sambung Elva. 

"Lebih enak lagi di Sana cepet juga." jawab Mecca sinis. "Udah lah ayo el masuk aja." ajak Sopi ke Elva. 

Akhirnya Sopi, Elva dan Dina mengambil air di kamar mandi umum supaya lebih cepat. Mecca tidak tau pergi ke mana bukannya membantu malah pergi. 

"Ke mana Mecca tu." ucap Sopi kesal. 

"Ga tau tu caper mungkin." sambung Elva juga kesal. "Heran caper mulu kerjaannya kek gada kerjaan lain." Tambah Dina dengan sindiran.

Setelah terisi semua galonnya kami memutuskan untuk kembali ke tenda. Setelah sampai di tenda kami meminta tolong ke adik-adik yang ada di tenda untuk membantu membawa galon yang berisi air dari kamar mandi umum. Aca dan Laras yang membantu kami membawanya. 

Saat semua galon yang berisi air sudah berada di tenda tiba-tiba Mecca kembali ke tenda. 

"Dari mana si ca orang bukannya Bantu in bawa malah pergi." ujar Sopi kesal. 

"Lah suka ku lah aku juga cape ya dari kemaren kerja terus." Jawab Mecca dengan nada tinggi. 

"Kerja apa ko aja cuma caper Sana sini bukannya bantuin yang ada lebih ke caper kali." Sambung Elva emosi. 

"Udah el udah ah biarin." tutur Sopi menenangkan Elva. Saat itu juga Mecca pergi ga tau ke mana mungkin ya dia ke tenda laki-laki untuk caper lagi. Memang Mecca orang nya seperti itu merasa dirinya paling penting dan mementingkan ego nya sendiri. Kami masuk kembali ke tenda kemudian Selbi dan Vita kembali lagi dengan membawa air minum galon. 

"Gile kita ber2 bolak- balik unit dua 7 kali." ucap Selbi sambil mengatur nafas. 

"Iya weh." sambung Vita. 

"Kok iso ngapain kalian??." tanya Elva penasaran. 

"Beli air minum galon kita." jawab Selbi. 

"Di sini gada ya?. " tanya Sopi. 

"Gada akhirnya bunda nyuruh ke u2." jawab Selbi lagi. 

Mereka ber2 pun masuk ke tenda untuk beristirahat. Ternyata lomba LKBB sudah di mulai kembali padahal tidak ada informasi apa-apa. Akhirnya Sopi lari lagi menuju ke lapangan utama untuk melihat keadaan. Tapi ternyata lomba tidak di laksanakan di lapangan utama melainkan di kebun sawit Sopi mendengar info itu dari anak-anak tenda lain yang sedang membahas nya. Sopi pun langsung berlari lagi ke tenda perempuan untuk memberi kan informasi. Untung saja kali ini Sopi tidak tersandung.

Setelah sampai di tenda 

"Lomba LKBB di lanjutin di kebun sawit belakang Sana. " dengan nafas tak beraturan Sopi tetap mencoba berbicara. 

"Lah bisa gitu." respon Dina. 

Kami semua langsung bersiap-siap untuk melaksanakan lomba. Sopi minta tolong Jeny dan Dina untuk mencari Mecca terlebih dahulu dan benar saja Mecca sedang berada di tenda laki-laki. Saat kami semua sudah kumpul tiba tiba bunda dan bu Sulis datang dengan membawa makanan untuk makan siang. Karena mungkin urutan tampil kami masih panjang akhirnya kami memutuskan untuk makan terlebih dahulu agar tenaga kami terisi kembali. Setelah itu kami istirahat sebentarr dan langsung siap-siap kembali. 

Saat semuanya sudah siap kami menuju ke lokasi perlombaan dengan berjalan secara berbaris, rapi, tegap dan kompak. Setelah sampai di Sana kami briefing terlebih dahulu tentang gerakan apa yang kurang pas atau yang lain nya. Terlihat banyak sekali orang yang melihat lomba dan banyak peserta yang menunggu giliran nya. Kami mencari tempat untuk latihan terlebih dahulu. Setelah kami mendapatkan tempat kami latihan terlebih dahulu. Setelah latihan kami menunggu di pinggir lapangan perlombaan dengan melihat peserta yang tampil. 

Sopi pun merasa bingung karena Sopi lah yang akan mengambil aba- aba gerakan, Sopi bingung karena pohon sawit dan tanah yang berbentuk sedikit menggunung berada di dalam lapangan. Bagaimana jika nanti mengenai itu saat lomba. Itu memenuhi pikiran sopi sekarang. 

"Gila bagus-bagus banget gimana klo kita kalah." ucap Selbi khawatir. "Sel jangan ngomong gtu lah." sambung Dina ikut khawatir. 

"Udah positive thinking aja kita lebih bagus." tutur Sopi menenangkan anggotanya. 

Selanjutnya penampilan dari SMP 27 itu merupakan SMP saingan SMP 3 dri dulu cabang lomba LKBB. Kami makin di buat gelisah karna penampilan mereka yang kompak dan keren. 

Beberapa saat lagi saat nya kami tampil. Kami berfoto terlebih dahulu. Kami di temani oleh anggota kami yang lain yang tidak ikut lomba LKBB itu merupakan dukungan yang penting bagi kami. Selanjutnya kami membuat lingkarang untuk briefing kembali dan berdoa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Setelah itu kami menyarukan tangan di tangan lingkaran dan 

"PRAMUKA SPENTIII!!. " ucap Sopi dengan berteriak sekeras mungkin. "JAYA JAYA JAYA EAAA." jawab anggotanya dengan kompak sambil berteriak.

Seketika kami jadi pusat perhatian semua orang yang ada disana. Ini lah semangat kami yang membara dan tidak akan ada tandingannya. Kami bersiap-siap mengambil posisi dan menunggu giliran. 

"MAJU JALAN." ucap sopi dengan lantang. 

Ini lah saat nya kami memasuki lapangan mungkin perasaan kami semua campur aduk tapi tidak terlihat dengan sikap kami. Kami memasuki lapangan diiringi dengan suara tepuk tangan yang menambah semangat kami. "SIAP GRAKK." ucap sopi dengan suara pinru nya yaitu tegas dan lantang. 

Sopi mengeluarkan seluruh suaranya di lomba ini Sopi tidak peduli nantinya apakah suaranya akan habis atau bagaimana. Sopi mengambil aba-aba dengan tepat dengan suaranya yang jelas agar anggotanya dengar dengan aba-aba yang di berikan Sopi. Selama sekitar 5 menit lomba berjalan dengan penampilan yang keren bahkan sampai membuat semua orang kagum sampai lah di saat-saat lomba berakhir. Kami maju keluar lapangan dengan di sertai tepuk tangan dari semua orang yang menurut kami baru penampilan kali ini di bandingkan peserta lain yang mendapatkan tepuk tangan sebanyak ini. Kami merasa bangga setelah sopi bubarkan kami menangis dan saling berpelukan. Sopi memberi kan kata-kata apresiasi kepada anggotanya dan kembali berteriak 

"PRAMUKA SPENTIII." teriak Sopi. 

"JAYA JAYA JAYA EAAA." jawab mereka dengan kompak. Anggota yang lain pun ikut menangis karena menurut mereka penampilan kami sangat keren. Selesai lah perjuangan kami di lomba LKBB kami kembali ke tenda dengan perasaan campur aduk. Sampai di tenda kami langsung beristirahat dan ternyata yang laki-laki belum selesai juga melaksanakan lomba padahal waktu menunjukan pukul 17.25 WIB. Kami duduk di dalam tenda sambil mempersiapkan apa yang perlu di siap kan untuk upacara Api unggun nanti malam. 

Tak terasa azan maghrib pun berkumandang kami semua bersiap-siap untuk sholat maghrib. Setelah kami semua selesai sholat kami berkumpul di depan tenda dan duduk di atas karpet bersama bunda. 

"Bunda katanya yang laki-laki belum selesai ya bunda??. " tanya Sopi kepada bunda. 

"Tadi si belum kak sekarang ga tau." jawab bunda bingung.

Tiba-tiba rombongan LKBB putra datang ke tenda putri dan ternyata mereka baru selesai melaksanakan lomba dengan keadaan lokasi yang gelap tanpa penerangan sungguh tekad mereka sangat tinggi dan tidak ada yang bisa mengalahkannya. Mereka pun kembali ke tenda dan bersiap-siap untuk upacara Api unggun. Tiba-tiba Ridho menghampiri kami 

"Sop pinru di panggil dari tadi." ucap Ridho dengan napas tidak teratur. "Hah okee." respon Sopi kaget. 

"Bunda Sopi ke atas dulu ya bunda." ucap Sopi kepada bunda Onty. "Iya kak hati-hati ya." jawab bunda. 

Sopi bergegas lari dengan sisa-sisa tenaganya. Di tambah lagi dengan banyak nya orang yang datang memperlambat gerak Sopi. Sopi melanjut kan perjalanannya hingga sampai di lapangan utama dan terlihat banyak pinru yang sudah berbaris. Sopi langsung bergabung di barisan tersebut. Ternyata Sopi terpilih menjadi petugas upacara Api unggun Sopi bangga dan senang atas itu, karena Sopi dapat menjadi salah satu bagian terpenting dalam upacara Api unggun. Sopi dan pinru yang terpilih lain nya melaksanakan gladi terlebih dahulu. Sopi juga sangat senang karena Aril yang merupakan pinru laki-laki juga terpilih menjadi petugas pada upacara Api unggun. 

Saat upacara akan di mulai Sopi di beri obor terlebih dahulu. Upacara pun di mulai Aril masuk ke lapangan mengambil alih barisan serta melaksanakan arahan dari pembawa acara. Ini lah saat yang di nanti-nanti petugas yang menghidupkan Api unggun masuk ke lapangan di situ lah Sopi salah satu anggotanya. Mereka mengambil tempat yang telah di tentukan. Di awali dengan puisi lalu menghidupkan obor pertama mengucapkan pancasila dan dasa darma serta nyanyian penghidupan Api unggun. Di akhiri dengan membaranya Api yang sangat besar dan itu lah Api unggun merupakan bentuk berkobarnya semangat jiwa kepramukaan. Merupakan ikon pramuka yang tak kan pernah terlupakan. Setelah berkobarnya Api unggun Sopi dan petugas Api unggun lain nya kembali ke tempat awal. Tiba-tiba langit di hiasi dengan percikan kembali Api yang sangat indah menambah indah nya suasana malam hari ini yang di sertai dengan nyanyian-nyanyian anggota pramuka yang membuat malam ini menjadi malam yang tidak akan pernah terlupakan.

Tanpa di sadari ibu dan kakak Sopi pun hadir dari awal sampai akhir pada saat upacara Api unggun. Sopi langsung menghampiri ibu dan kakak nya dan langsung salim kepada kedua nya. Sopi mengajak ibu dan kakak nya untuk ikut ke tenda dan kebetulan kakak Sopi merupakan guru SMPN3 yaitu biasa di panggil dengan Bu Selfi. Akhirnya sopi, ibu, kakak, dan keponakannya berjalan menuju tenda perempuan SMPN 3.Sampai di Sana ternyata ada orang tua dari Elva dan juga bu Winari S.Pd yang turut melihat keadaan kami di tenda. 

"Bunda yang lain belum kembali ya bunda??." Tanya Sopi kepada bunda. "Belum kak, memang ga bareng Sopi?. " ucap bunda bertanya kembali. "Engga bunda tadi Sopi dari tenda utama langsung ke sini bunda." jawab Sopi dengan sopan. 

Tiba-tiba mereka semua kembali bersama-sama dengan wajah yang ceria dan penuh semangat. 

Kami semua sudah berada di tenda, kami memutuskan untuk ganti baju kecuali yang mengikuti lomba yel-yel. Setelah kami selesai ganti baju kami semua keluar untuk menjemur baju lalu duduk bersama di depan tenda menikmati indah nya malam Api unggun ini sambil mengobrol bersama. Ternyata saat nya lomba yel-yel di mulai Selbi, Dina, Mecca, dan Cindy segera menuju ke lapangan utama. Kami yang tinggal di tenda memutuskan membereskan barang barang yang ada di tenda supaya saat istirahat nanti bisa terasa nyaman. Saat waktu menunjukan pukul 10.06 WIB Selbi, Dina, Mecca dan Cindy kembali dengan raut muka kesal. 

"Kenapa kok pada kesel??. " tanya Sopi bingung. 

"Ternyata besok kita tampil nya." jawab Selbi kesal. 

"Besok kapan kak??." tanya bunda penasaran. 

"Besok sebelum haiking bunda." jawab Dina dengan sopan. 

"Kok di undur-undur terus." sambung bunda sedikit kesal. 

Akhirnya mereka ganti baju dan kita yang sudah ganti baju kembali duduk di luar dan ternyata bu Winari, orang tua Elva, ibu dan kakak sopi berpamitan pulang. Sopi langsung salim kepada mereka. Terutama ibu sopi karena ibu sopi sendirian di rumah sekarang karena sopi pergi berangkat ke perkemahan. Setelah mereka selesai ganti baju bunda menyuruh Sopi yang belum makan untuk makan. Ternyata mereka sudah makan saat Sopi sedang berada di lapangan utama. Tapi karena Sopi tidak merasa lapar akhirnya Sopi memilih untuk tidak makan. Setelah itu kami memutuskan untuk beristirahat. Kami beristirahat lebih cepat di bandingkan malam tadi.

Seperti biasa Sopi tidur setelah semua anggotanya sudah tidur. Saat semua di pastikan sudah tidur akhirnya Sopi memutuskan untuk tidur karena besok Sopi harus bangun pagi dan bersiap-siap untuk haiking. 

Keesokan harinya saat waktu menunjukan pukul 03.48 sopi terbangun karena merasa sudah siang. Lalu bunda menyuruh Sopi untuk membangunkan yang lain supaya bersiap-siap untuk cuci muka, gosok gigi dan sholat subuh. Setelah semuanya bangun kami ber sama-sama pergi ke kamar mandi umum untuk cuci muka, gosok gigi dan wudhu. Ketika semua nya sudah selesai kami kembali ke tenda untuk bersiap-siap sholat subuh. 

Sampai di tenda pas sekali adzan subuh berkumandang kami langsung melaksanakan sholat subuh bergantian. Saat sopi sudah selesai sholat sopi langsung menemui bunda onty dan duduk bersama. 

"Kak ke tenda laki-laki bilangin yang mau ikut haiking nanti ke sini ya setelah sarapan kita persiapan dulu." tutur bunda. 

"Baik bunda sopi kesana dulu." ucap Sopi sambil beranjak berdiri. Saat sampai di tenda laki-laki Sopi melihat mereka sedang sarapan bersama-sama. 

"Nanti yang mau ikut haiking ke tenda cewe habis sarapan terutama Aril, Karim, sama Aidil. Pakek baju olahraga." ucap Sopi kepada mereka. Sopi kemudian kembali ke tenda dan langsung ganti baju bersama yang lain nya. Saat semua sudah selesai kami semua keluar tenda menghirup udara segar. Anggota yang ikut haiking melakukan briefing terlebih dahulu agar haiking berjalan lancar. Kami semua membagi tugas masing masing agar haiking nanti berjalan lanjar tanpa ada debat. Untuk yang laki-laki fokus untuk membuat tandu dan yang perempuan fokus ke P3K dan materi yang biasa nya muncul saat haiking. Sebelum haiking lomba yel-yel di lanjut kan kembali dan peserta lomba yel-yel dari regu kami langsung menuju ke lapangan utama. 

"Semangattt pastii menanggg!!!." ucap Sopi sambil berteriak. Kami pun melanjutkan briefing untuk haiking 

Tak lama kemudian mereka kembali 

"Bundaa jelek banget tadi waktu tampill." ucap Dina seperti habis menangis.. 

"Udah kak gapapa." ucap bunda lembut.

Sudah terlihat dari raut wajah mereka yang habis nangis tapi Sopi yakin mereka sudah paling bagus dari semua yang tampil. Sopi terus memberikan dorongan agar mereka tetap semangat dan tidak putus asa. 

Lomba haiking pun sudah mulai di mulai dari nomor tapak tenda 1.kami melanjutkan briefing sambil menunggu giliran. Saat briefing sudah selesai bunda mengembalikan uang yang yang di kumpul karena hari ini semua nya di perbolehkan untuk jajan dan membeli apapaun untuk kenang-kenangan. Sopi dan anggotanya memutuskan untuk membeli gantungan kunci berbentuk tunas kelapa. Kami semua membeli gantungan yang sama sebagai simbol perjuangan kami. 

Setelah sampai di tenda kami langsung menuju ke tenda utama untuk melaksanakan lomba haiking. Pas sekali giliran nomor tapak tenda kami di sebut. Kami berbaris dan berdoa terlebih dahulu sebelum memulai perjalanan. Kami berbaris di bawah terik matahari menunggu giliran masuk ke pos pertama. Kami melewati jalan yang lumayan besar dengan di kelilingi pohon-pohon yang rimbun. Sekitar jam 11 kami baru masuk ke pos pertama di pos pertama kita di perintahkan untuk menyanyikan yel yel singkat. 

Di lanjut kan dengan halang rintang yang memerlukan kerjasama Tim untuk melewati nya. Di pos kedua kami di perintahkan untuk yel-yel yang berada di bawah pohon-pohon yang lebat dan rimbun setelah itu di lanjut kan dengan merayap di tanah, lalu menyelam di sungai, merayap di rawa dan kembali berjalan di rute perjalanan. 

"Gila aku makan lumpur." ucap Febri kesal. 

"Kok bisa si Febb." ucap Vita sedikit tertawa. 

Banyak sekali kejadian dari yang makan lumpur, kena tunggak, terpeleset saat melaksanakan rintangan di pos 2 ini. Tidak lupa Sopi melihat jam dan membidik arah rute haiking serta Uci yang bertugas membuat peta pita perjalanan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sampai di pos 3 yaitu di tugas kan untuk membuat tandu dan P3K. Kami melaksanakan tugas dengan cepat dan rapi. Setelah itu masuk ke bagian penilaian. 

"Ini simpul apa yang di pakai??. " tanya juri kepada kami. 

"Simpul jangkar kak. " jawab Febri dengan cepat.

Setelah itu kami di suruh untuk melanjutkan perjalanan. Kami berhenti s sebentar untuk beristirahat dan menyelesaikan peta perjalanan dan peta pita. Ketika sudah selesai kami melanjutkan perjalanan kembali menuju ke tenda utama untuk laporan karena telas melaksanakan haiking. Setelah itu kami kembali ke tenda masing-masing berapa kaget nya saat sampai di tenda barang-barang kami tidak ada hanya tersisa baju pramuka kami. 

"Buk barang-barang nya pada di mana ya Buk??. " tanya Sopi bingung. "Di kebun sawit Sana jadi kesana aja." jawab bu Sulis sambil merapikan karpet. 

Kami langsung bergegas menuju ke lokasi yang di beritahukan oleh bu Sulis dengan membawa baju pramuka kami. Saat kami sampai disana mereka sedang duduk-duduk sambil bercerita. Sopi dan anggota yang ikut haiking pun mencari tas mereka masing-masing untuk mengambil peralatan mandi. 

"Eh ada nampak tas ku ga??. " tanya Sopi panik. 

"Ga tau lah cari aja di situ." jawab Mecca dengan sinis. 

Sopi pun merasa kesal karena jawaban Mecca dan bahkan tidak ada yang berniatan membantu mencari nya. Akhirnya Vita dan Jeny membantu Sopi mencari tas nya. Akhirnya tas Sopi ketemu dan langsung mengambil peralatan mandi dan mencari kamar mandi umum di rumah warga. Setelah mendapatkan kamar mandi untuk mandi kami pun bergegas mandi, ganti baju dan bersiap-siap kembali ke buper. Kami berjalan menghabiskan waktu sekitar 10 menit karena jarak yang cukup jauh. Saat kami kembali ke buper sudah banyak truk yang mengangkut tenda sekolah lain dan siap untuk pulang. Sopi, Vita dan Jeny bergegas menuju tempat barang-barang kami berada. 

Saat Sopi sedang bersiap-siap tiba-tiba ada yang menelfon Sopi, terlihat dari layar HP nya bahwa Keyla yang menelfon. 

"Halo kak cepetan ke tenda utama di tunggu nih. " ucap Keyla lewat telfon. "Ohh iya iya tunggu." Jawab Sopi dan langsung mematikan Telfonnya. Tanpa pikir panjang Sopi langsung bersiap-siap memakai semua peralatan dengan di bantu oleh Selbi. Saat semua sudah rapi terpasang Sopi bingung harus memakai apa karena sepatu Sopi masih berada di tenda dan sekarang Sopi memakai sendal. Jeny pun meminjamkan sepatu nya dan Sopi langsung memakai nya tanpa di sadari tali sepatu nya belum terikat tetapi Sopi langsung berlari menuju tenda utama.

Sampai di Sana Sopi menghampiri Keyla. 

"Kenapa keyy??. " tanya Sopi dengan nafas tak beraturan. 

"Tes pinru kak makanya kak di suruh cepet dateng. " ucap Keyla. Sopi pun berusaha mengatur nafas. Selanjutnya tes aba-aba pinru dan gerak jalan pinru sebelumnya pinru berbaris sesuai nomor urut tapak tenda dan Sopi bersebelahan dengan Aril dengan nomor urut tapak tenda 48. Setelah tes aba-aba pinru selesai Sopi langsung kembali ke tenda anggotanya yang lain tapi sebelum itu Sopi mengambil sepatu terlebih dahulu di tenda. Sopi langsung berlari kembali ke tempat anggotanya berada dan mengganti sepatu supaya jeny memakai kembali sepatu nya. 

Saat sampai di Sana mereka sedang memakan buah. Sopi pun duduk bergabung dengan mereka tiba-tiba Sopi yang tidak tau apa-apa di tuduh oleh Mecca. Sopi di tuduh bahwasanya Sopi yang menghabiskan buah dan tidak membagikan buah kepada Mecca. Sopi saat itu juga merasa kesal karena apa, karena Sopi sedang merasa capek-capeknya tiba-tiba di tuduh seperti itu dan ternyata bu Sulis percaya akan hal itu. Dari situlah Sopi mulai diam tidak berbicara. Sopi lelah karena sepertinya apa yang dia lakukan selama ini tidak berarti di bandingkan tuduhan itu. 

Sampai pasa saat upacara penutupan Sopi beranjak berdiri dan berjalan menuju lapangan utama tanpa sepatah kata apa pun yang keluar dari mulutnya. Tetapi anggotanya tetap mengikutinya. Sampai di lapangan utama Sopi langsung mengambil barisan diikuti dengan anggotanya. Saat baris pun Sopi tidak berbicara sama sekali dan Sopi tidak menghuraukan apa yang di lakukan anggotanya. 

Upacara penutupan pun di mulai Sopi mengikutinya dengan hikmat begitupun anggotanya. Mungkin mereka sadar bahwa Sopi sedang tidak baik. Setelah upacara selesai ini lah saat yang paling mendebarkan dimana di umumkannya juara lomba PERKEMAHAN GEBYAR PENGGALANG kami semua merasakan perasaan yang campur aduk. Juara yang kami dapatkan pertama kali yaitu juara 3 lomba fashion show. Ada pengumuman yang paling kami nantikan yaitu pengumuman pemenang lomba pionering dan lkbb. 

Ternyata kami tidak membawa kemenangan di lomba pionering tangisan anggota Sopi yang mengikuti lomba pionering pun pecah tak terbendung. Selanjutnya pengumuman juara lomba lkbb dan ternyata kami gagal kami gagal lagi untuk membawa kemenangan. Tangisan Sopi akhirnya pecah Sopi merasa gagal menjadi pinru merasa tidak berguna menjadi pinru hanya ada tangisan kekalahan sekarang. Lalu pengumuman juara puisi, pidato, dan miniatur pionering dan yah dari ketiga lomba tersebut kami mendapatkan juara 1.Pengumuman yang terakhir yaitu pengumuman pinru terbaik. Aril mendapatkan juara 2 pinru terbaik putra dan sopi mendapatkan juara 1 pinru terbaik putri.

Sopi merasa apa yang Sopi dapatkan ini tidak ada harganya karena di sini Sopi mendapatkan kemenangan tapi di Sisi lain Sopi melihat kekecewaan dan tangisan dari anggotanya karena kegagalan. 

Setelah Sopi mendapatkan pialanya Sopi langsung kembali ke tempat berkumpulnya anggotanya. Waktu sudah menunjukan pukul 17.52 WIB yang dimana sebentar lagi ada lah waktu maghrib. Sopi berjalan dengan rasa kekecewaan yang mendalam. Sampai di tempat itu sopi langsung memeluk bunda Onty. 

"Maaf bunda Sopi gagal, Sopi gagal bawa piala bunda." ucap Sopi di pelukan bunda Onty sambil menangis. 

"Udah kak udah gapapa sekarang kita pulang ya. " ucap bunda yang mengarahkan Sopi untuk naik ke truk. 

Sudah saat nya kami meninggalkan tempat yang penuh kenangan ini. Berjalan nya mobil diiringi dengan suara tangisan kami semua. Sopi tak henti hentinya menangis Sopi merasa selama ini usaha, perjuangan, pikiran, tenaga Sopi sia-sia. Saat melihat anggotanya menangis karena kegagalan itu lah titik kekecewaan paling dalam bagi Sopi walaupun Sopi mendapatkan piala tapi piala itu tidak ada tandingannya dengan piala yang di dapatkan dengan bersama-sama. 

Kami meluapkan perasaan kesal, kekecewaan, kesedihan pada malam ini. Malam yang di mana harus nya di isi dengan kebahagian karena membawa semua kemenangan tapi malam ini menjadi saksi betapa hancur dan kecewanya kami pada saat itu. 

Selama perjalanan pulang kami mengisi perjalanan yang sepi dengan nyanyian dan slogan yang kami miliki, dengan berteriak kami menghempaskan semua beban pada malam ini kami tak peduli apakata orang lain tapi ini lah kami kami anak pramuka SMPN3. Sampai lah di tempat terakhir perjalanan ini yaitu di sekolah SMPN 3 dimana kita akan berpisah di sini. Saat sampai di sekolah tangisan kami pecah kembali mengingat betapa kerasnya latihan kami yang bahkan sekolah lain mungkin tidak sekeras ini. Kerja keras, semangat, tekad dan proses kami ada di sini di sekolah ini. 

"Udah nak udah ayo kita bikin lingkaran." ucap bunda sambil merentangkan tangannya 

"Ayo rangkul teman-teman kita." ucap bunda lirih. 

"Kalian hebat kalian anak-anak bunda yang hebat walaupun kalian gak menang di lkbb atau pionering gapapa tapi menurut bunda kalian juara 1 di hati bunda dan kalau kalian juara 1 di hati bunda berarti kalian juga juara 1 di hati orang lain." ucap bunda Onty yang mana bunda menangis sambil mengatakan itu.

Tangisan kami kembali pecah kami merangkul satu sama lain dan sailing menguatkan. 

"Sopi mendapatkan juara 1 pinru terbaik jadi karena itu kalian semua ada lah anggotanya yang terbaik, karena pinru yang terbaik berarti anggotanya juga terbaik." tutur bunda sambil menangis. 

"Udah cukup, bunda bangga sama kalian semua kita lanjutkan perjuangan kita di kemudian hari. " Ujar bunda lirih. 

"Saat nya pulang, istirahat besok kita ketemu lagi." kata bunda sambil menenangkan kami. 

Saat kami semua sudah mulai tenang kami kembali ke rumah masing-masing bersama orang tua yang setia menemani dan mendukung anak nya dalam kegiatan ini. 

"Sopi harus terus semangat, ini udah bagus banget bagi bunda. " ucap bunda memeluk Sopi sambil menangis. 

"Iya bunda maaf ya besok Sopi usaha lagi buat lebih dari ini. " jawab Sopi sambil menangis di pelukan bunda. 

"Iya nak iya. " jawab bunda lirih. 

Setelah Sopi merasa tenang Sopi langsung membawa barang-barangnya menuju ke motor untuk kembali ke rumah bersama kakak nya. Tidak lupa Sopi berpamitan kepada bunda Onty karena Sopi akan pulang. 

Ini lah kisah anak-anak pramuka yang memiliki tekad yang gigih dan siap di uji tanpa merasa lelah dan putus asa. Berjuang demi mengharumkan nama sekolah dengan proses yang tidak mudah dengan perjalanan yang tidak mudah, banyak masalah yang mereka hadapi tapi mereka mampu menaklukan semua rintangan dengan keberanian dan tekad yang tidak ada tandingannya. Kegagalan bukan akhir dari segalanya tapi kegagalan adalah kemenangan yang tertunda dan awal dari sebuah kemenangan. Bangga lah menjadi anak pramuka karena anak pramuka merupakan anak kebanggaan Indonesia. 

END....

BIODATAPENULIS 

Nama : SOPI DWI HARSARI 

Tempat tanggal lahir: Rimbo Bujang, 10 Februari 2009 Alamat: Jl RA.KARTINI RT 03/RW 01 Kelurahan Mandiri Agung Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Provinsi Jambi Hobi: Menari 

Cita cita: Polwan 

Riwayat pendidikan: 

-SDN 30 Wirotho agung dari tahun 2015-2021 

-SMPN 3 Kab.Tebo dari tahun 2021-2024