TABIR ASMARA
(KARYA A.AJI)
Bagian 1
Hujan rintik rintik yang diselingi kilat, sekilas menerangi malam yang gelap gulita. Sesekali terdengar lolongan anjing dan suara burung hantu bersautan.
Angin malam yang bercampur uap air hujan menerobos ke ventilasi jendela dan menggigilkan penghuni kamar. Namun begitu, tidak terjadi pada seorang gadis penghuni kamar nomor 13 pemondokan Asri milik pak Adnan.
Gadis itu berumur 15 tahun. Ia masih duduk di kelas 9 SMP. Namun begitu ia kelihatan sudah berumur 17 tahun. Wajah cantik, berkulit kuning lansap, berwajah bulat telur, bermata indah bak mata burung Hong, bulu matanya lentik, hidung mancung dan bibirnya merah delima sehingga tak salah bila ia dijuluki kembang sekolah.
Ia sedang gelisah, ntah apa yang dipikirkan. Tidurnya bolak-balik kekiri dan ke kanan. Sesekali terdengah lenguhan napas panjang seolah-olah membuang kekesalan.
“Apa salahku padanya…? Mengapa ia marah banget denganku kemarin.” Menerawang ke langit-langit kamar. “bukankah yang aku lakukan demi cintaku padanya. Atau mungkin ia sudah punya wanita idaman lain…” ia pun terbayang kejadian tadi siang.
“dara…! Kamu sungguh jahat….! Kenapa kau tega melakukan itu pada sahabatku?” apa salahnya terhadapmu ha…?
“Wan…! Apa maksudmu?”
‘Ah…, jagan berlagak bodoh kau! Bukankah kau yang mengatakan kalau Pramudya itu yang membuatku jadi gak benar! Kau harus tahu Pramudya itu satu-satunya temanku yang bisa mengerti akan diriku!”
“oh, jadi itu yang membuatmu kebakaran jenggot. Wan kamu belum tahu sebenarnya siapa Pramudya. Ia itu musang berbulu domba.!”